Studi Baru Mengungkap Dampak Pandemi pada Penuaan Otak

Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 dapat mempercepat penuaan otak hingga 5,5 bulan. Penemuan ini tidak hanya berdampak pada mereka yang terinfeksi virus corona, tetapi juga pada individu yang tidak pernah terpapar virus tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan dan psikologis selama masa pandemi mungkin menjadi penyebab utamanya.

Penuaan otak memiliki kaitan erat dengan fungsi kognitif seseorang. Usia otak bisa lebih tua atau lebih muda dibandingkan usia sebenarnya. Faktor seperti diabetes, HIV, dan Alzheimer dapat memengaruhi kecepatan penuaan otak. Dengan penuaan yang lebih cepat, kemampuan memori, fungsi sensorik, dan emosional bisa terganggu.

Menurut penulis utama studi, Dorothee Auer dari Universitas Nottingham, dampak dari pandemi terhadap otak mungkin masih bisa “diremajakan”. Meskipun belum ada bukti pasti, ia menyatakan bahwa hal tersebut adalah kabar baik bagi masyarakat.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications berjudul Accelerated brain ageing during the COVID-19 pandemic menggunakan data pemindaian otak dan tes kognitif untuk mengamati perubahan struktur otak akibat pandemi. Para peneliti menganalisis data dari 15.334 orang sehat sebelum pandemi, lalu melatih algoritma pembelajaran mesin untuk memprediksi usia otak. Model ini kemudian digunakan untuk membandingkan hasil pemindaian dari 996 orang dewasa yang terbagi dalam dua kelompok: satu kelompok dengan data sebelum dan setelah pandemi, dan satu kelompok lainnya hanya memiliki data sebelum pandemi.

Hasil menunjukkan bahwa otak dari kelompok pertama menua rata-rata 5,5 bulan lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol. Bahkan ketika dipertimbangkan berbagai penanda kesehatan, efek ini tetap terlihat. Jacobus Jansen dari Maastricht UMC menyebutkan bahwa penuaan otak tidak bergantung pada apakah seseorang terinfeksi virus atau tidak. Ini menunjukkan bahwa stres, isolasi, dan perubahan rutinitas selama pandemi bisa memengaruhi struktur otak.

Penelitian ini membuka banyak pertanyaan tentang dampak jangka panjang pandemi terhadap kesehatan kognitif. Beberapa faktor genetik dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap penuaan otak akibat infeksi. Namun, sampai saat ini, para peneliti masih mencari jawaban lebih lanjut.

Cara Memperlambat Penuaan Otak

Meski penuaan otak bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, ada beberapa cara untuk memperlambat proses ini. Olahraga, misalnya, diketahui memberikan manfaat besar bagi kesehatan otak. Maria Mavrikaki dari Harvard Medical School menyatakan bahwa pola olahraga selama pandemi akan sangat menarik untuk dianalisis bersama dengan stres psikologis.

Selain olahraga, perubahan gaya hidup seperti makan makanan sehat, tetap aktif secara fisik dan mental, mengelola stres, serta tidur cukup juga bisa membantu menjaga fungsi otak. Dengan menjadikan gaya hidup sehat sebagai bagian dari rutinitas harian, fungsi otak dapat tetap optimal di masa depan.

Dalam studi ini, para peneliti menekankan pentingnya memahami dampak jangka panjang pandemi terhadap kesehatan otak. Meski ada tantangan, penemuan ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana peristiwa besar dalam kehidupan manusia dapat memengaruhi struktur otak.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *