Potensi Gambir Sumatra Barat dalam Perekonomian Daerah

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyoroti potensi besar komoditas gambir di Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) dalam mendorong perekonomian daerah. Menurutnya, pembangunan pabrik hilirisasi gambir dapat menjadi kunci untuk meningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraan petani.

Saat ini, produksi gambir di Sumbar masih dijual dalam bentuk setengah jadi dan diekspor ke beberapa negara seperti India, Pakistan, Nepal, dan Bangladesh. Meski demikian, gambir asal Sumbar tetap menjadi pasokan terbesar dari Indonesia untuk pasar global. Namun, hal ini belum cukup untuk mengangkat perekonomian petani secara signifikan.

Amran menyatakan bahwa jika hanya menjual gambir dalam bentuk setengah jadi, maka keuntungan yang diperoleh petani akan terbatas. Negara India merupakan pengimpor terbesar dunia untuk gambir, sehingga memperkuat posisi tersebut membuat petani tidak bisa merasakan manfaat ekonomi yang maksimal.

Manfaat Pabrik Hilirisasi Gambir

Menurut Menteri Pertanian, jika pabrik hilirisasi gambir berdiri di Sumbar, akan terjadi peningkatan permintaan terhadap gambir. Hal ini akan memicu perluasan perkebunan dan kenaikan harga di tingkat petani. Selain itu, pabrik hilirisasi juga akan menghasilkan berbagai produk seperti farmasi, tinta, makanan, hingga kosmetik.

Dengan adanya pabrik, harga gambir di Sumbar bisa naik dari Rp60.000 menjadi Rp70.000 per kilogram. Dari data ekspor, jumlah gambir yang diekspor per tahun sekitar 14.000 ton dengan harga Rp60.000 per kilogram, menghasilkan nilai ekspor sebesar Rp840 miliar. Jika seluruh produksi gambir ditampung oleh pabrik hilirisasi dengan harga beli Rp70.000 per kilogram, maka pendapatan petani bisa mencapai Rp980 miliar per tahun.

Dampak Ekonomi bagi Petani dan Daerah

Pembangunan pabrik hilirisasi gambir akan memberikan dampak positif bagi petani maupun pemerintah daerah. Petani akan mendapatkan harga yang lebih baik, sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka. Di sisi lain, pemerintah daerah akan memiliki pendapatan asli daerah yang lebih besar dan turut menyerap ribuan tenaga kerja.

Amran menyarankan kepada Gubernur Sumbar untuk mencari investor yang tertarik membangun pabrik hilirisasi gambir. Sumbar memiliki dua kabupaten yang menjadi penghasil gambir terbesar, yaitu Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kabupaten Pesisir Selatan. Sebelum mencari investor, pemerintah daerah perlu menghitung nilai investasi dan memberikan gambaran potensi bisnis yang ada.

Kementan siap membantu petani dengan penyediaan bibit dan pupuk untuk memperluas perkebunan gambir. Hanya saja, keberadaan pabrik hilirisasi bergantung pada kesediaan pemerintah daerah.

Kesiapan Daerah dan Investor

Wakil Bupati Pesisir Selatan, Risnaldi Ibrahim, menyatakan bahwa daerahnya memiliki lahan perkebunan gambir seluas 10.324 hektare dengan produksi rata-rata 7.227 ton per tahun. Saat ini, harga gambir di tingkat petani sekitar Rp25.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Harga tersebut masih jauh dari harapan sejahtera, karena proses pengeringan dilakukan oleh pengepul sebelum dijual ke eksportir.

Risnaldi berharap pabrik hilirisasi gambir segera dibangun di Pesisir Selatan. Dengan demikian, petani tidak lagi bergantung pada eksportir dan bisa langsung menjadi pemasok untuk pabrik hilirisasi.

Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota, Safni Sikumbang, menyatakan bahwa daerahnya memiliki luas perkebunan gambir sebesar 17.535 hektare dengan produksi 8.320 ton per tahun. Ia menilai keberadaan pabrik hilirisasi sangat penting untuk meningkatkan harga gambir dan kesejahteraan petani.

Data Produksi Gambir di Sumbar

Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar, Ranah Minang adalah wilayah dengan produksi gambir terbanyak di Indonesia. Permintaan terbesar datang dari India, disusul oleh Pakistan, Nepal, dan Bangladesh. Ekspor gambir mencapai antara 13.000 hingga 14.000 ton per tahun.

Perkebunan gambir di Sumbar tersebar di berbagai kabupaten. Di Kabupaten Limapuluh Kota, luas lahan gambir mencapai 17.535 hektare dengan produksi 8.320 ton per tahun. Di Kabupaten Pesisir Selatan, luas lahan 10.324 hektare dengan produksi 7.227 ton per tahun. Sementara itu, Kabupaten Agam memiliki lahan gambir seluas 496 hektare dengan produksi 122 ton per tahun. Begitu pula dengan Kabupaten Pasaman yang memiliki lahan 125,93 hektare dengan produksi 125 ton per tahun.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *